Saturday, July 7, 2018

Asia Pasifik Akan Ada 675 juta Koneksi 5G Pada 2025


Ketika datang nya 5G, diproyeksikan oleh GSMA, Asia Pasifik akan menjadi wilayah yang mengadopsi koneksi cepat ini terbesar di dunia. Setidaknya, hal tersebut akan terjadi pada 2025. Dominasi 5G ini akan terjadi di wilayah Australia, Cina, Jepang dan Korea Selatan. Proyeksi ini dipublikasikan selama Mobile World Congress Shanghai lalu.
Peluncuran jaringan 5G komersial di pasar ini diharapkan akan mulai tahun depan. Dan, pada tahun 2025, koneksi 5G di Asia Pasifik diperkirakan akan mencapai 675 juta, mewakili setengah dari koneksi 5G secara global.
“Wilayah Asia Pasifik telah mengalami migrasi cepat ke jaringan pita lebar bergerak dan telepon pintar selama beberapa tahun terakhir dan sekarang siap untuk memainkan peran sebagai perintis saat kita memasuki era 5G,” kata Mats Granryd, direktur jenderal GSMA.
Mats menambahkan bahwa “Operator seluler di Asia akan berinvestasi hampir $ 200 miliar selama beberapa tahun ke depan dalam meningkatkan dan memperluas jaringan 4G mereka dan meluncurkan jaringan 5G baru untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi digital dan masyarakat Asia.”
Menurut GSMA, peluncuran 5G awal di Asia, berdasarkan 3GPP Release 15, diharapkan untuk fokus pada peningkatan layanan broadband bergerak, menambah kapasitas dan kemampuan jaringan broadband bergerak yang ada, terutama di daerah perkotaan yang padat. Namun, peluncuran sistem 5G di masa mendatang berdasarkan 3GPP Release 16 akan membuka jalan untuk mendukung berbagai kasus dan inovasi penggunaan 5G di masa mendatang, termasuk konektivitas masif dan layanan latensi rendah seperti layanan komunikasi penting internet of things (IoT). Seperti operasi jarak jauh, kendaraan otonom, grid pintar dan realitas virtual.
Laporan GSMA juga menyoroti bahwa 4G juga terus berkembang Dewa poker pesat di seluruh pasar utama di seluruh kawasan Asia Pasifik. Pada 2025, diproyeksikan 62% koneksi seluler Asia akan berjalan di jaringan 4G dan 14% pada 5G, menurut laporan itu.
Asia Pasifik, yang merupakan rumah bagi dua pasar ponsel terbesar dunia, China dan India, berakhir tahun lalu dengan 2,7 miliar pelanggan seluler unik, setara dengan sekitar 67% populasi di kawasan itu. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 3,2 miliar, yang akan mewakili 73% populasi pada tahun 2025. Populasi tersebut akan berada hampir setengahnya di wilayah India. Terutama penambahan pelanggan baru.
Menurut laporan itu, industri seluler Asia menambahkan $ 1,5 triliun dalam nilai ekonomi tahun lalu, setara dengan 5,4% dari PDB regional.

No comments:

Post a Comment